Minggu, 07 Oktober 2012

CLOUD COMPUTING


BAB 1 .PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi saat ini mengalami perkembangan kearah pencapaian kemudahan dan kenyamanan luar biasa, sehingga kegiatan sehari-hari yang dianggap tidak mungkin untuk dikerjakan dalam waktu singkat. Pengembangan teknologi computasi berbasis internet saat ini lebih di arahkan pada proses aplikasi system yang mudah dan tidak memerlukan banyak waktu atau tenaga. Permasalahan diperoleh dalam  pengolahan system jaringan. Apabila ada suatu perubahan program aplikasi internet pada server dalam jaringan local, datanya harus di install ulang atau disesuaikan kembali. Termasuk pada pemakaian computer biasa diperlukan system operasi dan program aplikasi. Kalau pemakai memilih system operasi MS WINDOWS  misalnya, maka  aplikasinya pun harus berbasis windows. Demikian juga kalau sistemnya berbasis DOS, Linux, Mac, dan sebagainya. Sekarang konsep teknologi informasi  cloud computing lagi hangat dibicarakan. Istilah cloud computing  tersebut disebut-sebut dapat menghilangkan permasalahan yang terjadi diatas. Perusahaan –perusahaan besar dibidang IT pun sekarang mulai mencurahkan perhatiannya kesana. Apa sebenarnya istilah cloud computing itu? Komputasiawan merupakan istilah bagi dunia IT yang sistemnya hanya disewa. Maksudnya dalam menerapkan teknologi ini, pelanggan diharuskan menyewa beberapa komponen kerja di TI, seperti server  penyimpan data hingga data center. Melihat dari tren ini kita dapat memprediksi  masa depan, standar teknologi akan menjadi lebih sederhana Karena ketersediaan dari banyak cloud service.  Seluruh nama besar seperti IBM, Microsoft, Google, dan apple, saat ini sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi penguasa terbesar terhadap teknologi masa kini.
1.2  Rumusan Masalah
·         Apa itu cloud computing?
·         Apa kelebihan dari teknologi cloud computing?
·         Layanan (service) apa sajakah yang ditawarkan oleh cloud computing?
·         Perusahaan mana saja yang sudah menyediakan jasa layanan  jasa cloud computing dan bagaimana pelayanan yang diberikan terhadap klient?

1.3 Tujuan

·      Mampu menjelaskan definisi dari Cloud Computing
·      Mampu memaparkan kelebihan yang ada pada teknologi Cloud Computing
·         Memberikan penjelasan mengenai layanan-layanan yang disediakan oleh CloudComputing
·         Memberikan informasi mengenai perusahaan penyedia jasa cloud computing dan carakerja pelayanannya terhadap client






   BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Cloud Computing
 
 Cloud computing  pada dasarnya adalah menggunakan  Internet-based service untuk men- support business process. Kata-kata“Cloud” sendiri merujuk kepada simbol awan yangdi dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud ).
Cloud computing  adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (‘komputasi’) dan pengembangan berbasis Internet (‘awan’).
Cloud /awan merupakan metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering  di gambarkan di diagram jaringan computer, awan (cloud) dalam Cloud Computing  Juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya adalah suatumoda komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service)  sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet (“di dalamawan”) tanpa pengetahuan tentangnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadapinfrastruktur teknologi yang membantunya. Menurut jurnal yang dipublikasikan IEEE.
Internet Computing / Cloud Computing  adalah suatu paradigma dimana informasi secara permanen tersimpan di server  internet dan tersimpan secara sementara di komputer  pengguna (client)termasuk di dalamnya adalahdesktop,komputer tablet, notebook,handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.“
Cloud Computing” secara sederhanaadalah “layanan teknologi informasi yang biasa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet”. Komputasi  awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologiterbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan  terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, GoogleApps menyediakan aplikasi bisnis umum secara sharing yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di  server.





 Gartner  mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah        dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk  pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
Forester mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internetdengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”Agar lebih mudah membayangkan skema Cloud Computing, silahkan lihat ilustrasi berikut.
Gambar 1
Skema Cloud Computing
2.2 Karakteristik Cloud Computing
Bahwa tidak semua aplikasi berbasis web dapat dimasukkan ke dalam kategori cloud computing. Ada lima kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem untuk bisa dimasukkan dalam keluarga Cloud Computing, yaitu :
1.Swalayan(On Demand Self Service)
Seorang  pelanggan dimungkinkan untuk secara langsung “memesan” sumber dayayang dibutuhkan, seperti processor time dan kapasitas penyimpanan melalui control panel elektronis yang disediakan. Jadi tidak perlu berinteraksi dengan personilcustomer service jika perlu menambah atau mengurangi sumberdaya komputasi yangdiperlukan.
2.Akses Pita Lebar (Broadband Network Access)
Layanan yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapatdiakses secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin client, thick client ataupun media lain seperti smartphone.


3.Sumberdaya Terkelompok (Resource Pooling)
Penyedia layanan cloud, memberikan layanan melalui sumberdaya yangdikelompokkan di satu atau berbagai lokasi data center yang terdiri dari sejumlah server dengan mekanisme multitenant. Mekanisme multitenant ini memungkinkan sejumlah sumberdaya komputasi tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah user, di mana sumberdaya tersebut baik yang berbentuk fisik maupunvirtual, dapat dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan. Dengan demikian, pelanggan tidak perlu tahu bagaimana dan dari mana permintaan akan sumberdaya komputasinya dipenuhi oleh penyedia layanan. Yang penting, setiap permintaan dapat dipenuhi. Sumberdaya komputasi ini meliputi media penyimpanan,memory, processor, pita jaringan dan mesin virtual.
4.Elastis(Rapid Elasticity)
Kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu dalam bentuk penambahan ataupun pengurangan kapasitas yang diperlukan. Untuk  pelanggan sendiri, dengan kemampuan ini seolah-olah kapasitas yang tersedia tak terbatas besarnya, dan dapat “dibeli” kapan saja dengan jumlah berapa saja.
5.Layanan Yang Terukur(Measured Service)
Sumber daya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimalisasi penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiapsumber daya komputasi yang digunakan (penyimpanan, memory, processor, lebar pita,aktivitas user, dan lainnya). Dengan demikian, jumlah sumberdaya yang digunakandapat secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar  biaya penggunaan layanan.
2.3 Kelebihan Cloud Computing1.
1. Tanpa Investasi Awal
Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasiyang signifikan di awal. Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula(startup). Mungkin di awal bisnis, kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna.Kemudian meningkat menjadi 10 pengguna.Tanpa modelcloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membelihardware yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukupmembayar sesuai yang kita butuhkan.
2.Mengubah CAPEX menjadi OPEX

  Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software harus dilakukan awal, sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atauCAPEX). Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat melakukan pengeluaranoperasional (Operational Expenditure, atau OPEX).    Jadi, sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika kitacukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan secara keuangan.

 3.Lentur dan Mudah Dikembangkan
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuai kebutuhan. Perhatikan Gambar di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan bisnis. Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja.Dalam skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TI meningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang padaakhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan. Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI jugaharus mengikuti.Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website
Berita mendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik. Skenario “On andOff” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.

Contoh scenario bisnis
    Tanpa layanan cloud computing, keempat scenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sebagai kapasitas yang tinggi, walaupun mungkin hanya terjadi disaat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kegagalan layananpada saat”peak time”tersebut. Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan(elastic and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.

4.Fokus pada Bisnis, bukan TI

Dengan menggunakan cloud computing, kita dapat focus pada bisnis utama perusahaan dan bukan berkecimpung didalam pengelolaan TI. Hal ini dapat dilakukan karena pngelolaaan TI dilakukan oleh penyedia layanan dan bukan oleh kita sendiri. Misalnya melakukan patching, security update upgrade hardware, maintenance dan lain-lain. Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat focus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia layanan.
    

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Layanan Cloud Computing

1.Software as a Service (SaaS)

Sebagai konsumen individual, kita sebenarnya sudah akrab dengan layanan cloud computing melalui Yahoo Mail, Hotmail, Google Search, Bing, atau MSNMessenger. Contoh lain yang cukup populer adalah Google Docs ataupun MicrosoftOffice Web Applications yang merupakan aplikasi pengolah dokumen berbasisinternet. Di dunia bisnis, kita mungkin familiar dengan SalesForce.com atau Microsoft CRM yang merupakan layanan aplikasi CRM. Di sini, perusahaan tidak perlu setup hardware dan software CRM di server sendiri. Cukup berlangganan SalesForce.com maupun Microsoft CRM, kita bisa menggunakan aplikasi CRM kapan dan dari manasaja melalui internet. Kita tidak perlu melakukan investasi server maupun aplikasi. Kita juga akan selalu mendapat aplikasi terbaru jika terjadi upgrade. Intinya, kita benar-benar hanya tinggal menggunakan aplikasi tersebut. Pembayaran biasanyadilakukan bulanan, dan sesuai jumlah pemakai aplikasi tersebut. Dengan kata lain, pay as you go, pay per use, per seat. Nah, semua layanan ini, dimana suatu aplikasi software tersedia dan bisa langsungdipakai oleh seorang pengguna, termasuk ke dalam kategori Software as a Services(SaaS).Secara sederhana, kita langsung mengkonsumsi layanan aplikasi yangditawarkan.

2.Platform as a Service (PaaS)

Sering terjadi, suatu aplikasi software yang sifatnya package tidak dapat memenuhikebutuhan proses bisnis kita. Demikian pula dengan SaaS, di mana aplikasi yangditawarkan sebagai layanan tidak sesuai dengan proses bisnis kita. Nah, pada skenarioini, kita dapat menggunakan jenis layanan yang disebut Platform as a Service (PaaS).Pada PaaS, kita membuat sendiri aplikasi software yang kita inginkan, termasuk skema database yang diperlukan. Skema itu kemudian kita pasang (deploy) di server-

server milik penyedia jada PaaS. Penyedia jasa PaaS sendiri menyediakan layanan berupa platform, mulai dari mengatur server-server mereka secara virtualisasisehingga sudah menjadi cluster sampai menyediakan sistem operasi di atasnya.Alhasil, kita sebagai pengguna hanya perlu memasang aplikasi yang kita buat diatasnya.Jika kita adalah perusahaan pembuat software, PaaS juga memberi alternatif lain.Alih-alih memasang software di server konsumen, kita bisa memasang softwaretersebut di server milik penyedia layanan PaaS, lalu menjualnya ke konsumen dalam bentuk langganan. Dengan kata lain, kita membuat sebuah SaaS.Singkatnya, dengan PaaS, kita membangun aplikasi kita sendiri di atas layanan PaaStersebut. Adapun contoh vendor penyedia layanan Paas adalah Microsoft AzuredanAmazon Web Services.

3.Infrastructure as a Service (IaaS)

Ada kasus ketika konfigurasi yang disediakan oleh penyedia PaaS tidak sesuai dengankeinginan kita. Kita berniat menggunakan aplikasi yang memerlukan konfigurasiserver yang unik dan tidak dapat dipenuhi oleh penyedia PaaS. Untuk keperluanseperti ini, kita dapat menggunakan layanan cloud computing tipe Infrastructure as aService (IaaS).Pada IaaS, penyedia layanan hanya menyediakan sumber daya komputasi seperti prosesor, memori, dan storage yang sudah tervirtualisasi. Akan tetapi, penyedialayanan tidak memasang sistem operasi maupun aplikasi di atasnya. Pemilihan OS,aplikasi, maupun konfigurasi lainnya sepenuhnya berada pada kendali kita.Jadi, layanan IaaS dapat dilihat sebagai proses migrasi server-server kita dari on- premise ke data center millik penyedia IaaS ini. Para vendor cloud computing lokalrata-rata menyediakan layanan model IaaS ini, dalam bentuk Virtual Private Server.

3.2Kendali dan Tanggung Jawab Layanan

Perbedaan SaaS, PaaS dan IaaS dapat dilihat dari sisi kendali atau tanggung jawab yangdilakukan oleh vendor penyedia jasa layanan cloud maupun customer. Pada gambar 3, di jelaskan stack (jenjang) teknologi komputasi dari Networking naik hingga keApplication. Di situ juga dijelaskan sampai di stack mana suatu vendor layanan cloudmemberikan layanannya, dan mulai dari jenjang mana konsumen mulai memegangkendali dan bertanggung jawab penuh pada stack di atasnya.
Gambar 3

Skema kendali dan tanggung jawab layanan
Mulai dari kanan, pada SaaS, seluruh stack merupakan tanggung jawab penyedialayanan cloud. Konsumen benar-benar hanya mengkonsumsi aplikasi yangdisediakan.Pada PaaS, penyedia layanan cloud bertanggung jawab mengelola Networking hingga Runtime. Konsumen memiliki kendali dan bertanggung jawabmembuat aplikasi dan juga skema database-nya.Pada IaaS, penyedia layanan Cloud bertanggung jawab untuk Networking hinggaVirtualization. Konsumen sudah mulai bertanggung jawab untuk Operating System keatas.Sebagai perbandingan, di gambar juga ditunjukkan arsitektur tradisional on-premise(bukan cloud), alias semua ada di data center kita. Di sini kita bertanggung jawab untuk seluruh stack, dari Networking hingga Application



     BAB IV
     PENUTUP

4.1Kesimpulan

Dengan cloud computing konsumen membebaskan diri dari tanggung jawab untuk mengelola stack    sumber daya komputasi. Levelnya mulai dari SaaS ketika kita benar- benar bebas, PaaS ketika kita masih harus membuat aplikasi, dan IaaS di mana kita juga masih harus sibuk dengan Operating System.Ini berbeda dengan On-Premise dimana kita harus mengurus semua sendiri



Tidak ada komentar:

Posting Komentar